Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang , silahkan tanyakan sesuatu

ToT Pemanfaatan Peta Kerja Berbasis WebGIS bagi LO Cetak Sawah dan Optimasi Lahan

  • 21/06/2025 10:12:00
  • By : HumasLIP
  • 54
ToT Pemanfaatan Peta Kerja Berbasis WebGIS bagi LO Cetak Sawah dan Optimasi Lahan

Jakarta – Dalam rangka mendukung pelaksanaan program strategis cetak sawah dan optimasi lahan, Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian (Ditjen LIP) menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (ToT) bagi para Liaison Officer (LO) (20/6). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas LO dalam penggunaan peta kerja lahan berbasis WebGIS, yang dikembangkan untuk mendukung proses pemetaan, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan lahan dan irigasi pertanian secara digital dan partisipatif.

 

Peta kerja berbasis WebGIS ini telah disiapkan untuk 25 provinsi yang mendapatkan alokasi program cetak sawah dan/atau optimasi lahan. Peta kerja mencakup dashboard interaktif untuk visualisasi dan pemantauan data geospasial serta webapps yang berfungsi sebagai platform input data langsung dari lapangan. Dengan sistem ini, tim teknis dan petugas lapangan dapat menggambarkan secara langsung polygon lokasi indikatif sesuai kebutuhan program.

 

Sebagai pendukung operasionalisasi, Ditjen LIP melalui Direktorat Pemetaan Lahan dan Irigasi Pertanian juga telah menyusun modul panduan pengoperasian peta kerja. ToT yang dilaksanakan menjadi sarana sosialisasi dan penguatan kapasitas para LO agar mampu memberikan pendampingan dalam penyiapan data indikatif lokasi untuk kegiatan Survei Investigasi Desain (SID) maupun tahap konstruksi lapangan.

 

Melalui pelatihan ini, diharapkan para LO dapat menjadi penghubung yang efektif antara tim teknis pusat dan petugas daerah, khususnya dalam memastikan usulan lokasi cetak sawah dan optimasi lahan telah sesuai dengan kriteria teknis sebagaimana ditetapkan dalam petunjuk teknis (juknis). Dengan demikian, proses identifikasi lokasi akan lebih tepat sasaran dan efisien, sekaligus mempercepat tahapan perencanaan hingga pelaksanaan program di lapangan dalam mendukung pencapaian swasembada pangan nasional.