Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang , silahkan tanyakan sesuatu

Sinergi Stakeholder untuk Swasembada Pangan: Ditjen LIP Paparkan Strategi Penambahan Luas Tanam

  • 16/06/2025 16:22:00
  • By : HumasLIP
  • 11
Sinergi Stakeholder untuk Swasembada Pangan: Ditjen LIP Paparkan Strategi Penambahan Luas Tanam

Jakarta — Dalam rangka mendukung program Swasembada Pangan Nasional, Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian (Ditjen LIP) Kementerian Pertanian memaparkan strategi peningkatan luas tanam berkelanjutan dalam webinar nasional bertajuk “Air untuk Negeri: Sinergi Stakeholder dalam Melestarikan Air Guna Mendukung Swasembada Pangan”. Webinar ini diselenggarakan secara daring oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada Senin, 16 Juni 2025.

 

Plt. Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi, Husnain, Ph.D. dalam paparannya, menekankan bahwa tantangan krisis pangan global menjadi peringatan penting bagi Indonesia untuk terus memperkuat ketahanan pangan. Saat ini, tercatat 58 negara mengalami kelaparan serius, dan lebih dari 1 miliar penduduk dunia terancam kelaparan. Meski Indonesia relatif aman, 7–16% penduduk masih tergolong rentan terhadap krisis pangan.

 

"Ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga kolaborasi lintas sektor, keberlanjutan sumber daya air, dan regenerasi petani," ujar Husnain.

Beberapa langkah strategis yang disampaikan Husnain mencakup:

1. Pemanfaatan Varietas Unggul: Mengedepankan varietas dengan umur pendek dan hasil tinggi.

2. Modernisasi Pertanian: Percepatan mekanisasi dan digitalisasi melalui alsintan serta pelibatan generasi muda dalam pertanian.

3. Pengelolaan Irigasi Efektif: Optimalisasi air pada lahan rawa dan lahan kering, serta rehabilitasi saluran irigasi yang saat ini 60% dalam kondisi tidak optimal.

4. Subsidi dan Perlindungan Tanaman: Pupuk bersubsidi serta pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai respons atas dampak perubahan iklim.

 

Untuk mengakselerasi target ketahanan pangan, Ditjen LIP menetapkan sejumlah program prioritas, di antaranya:

Solusi Cepat Darurat Pangan: Pompanisasi untuk lahan tadah hujan agar bisa ditanami 2–3 kali setahun.

Optimalisasi dan Cetak Sawah Baru: Target 3 juta hektare sawah baru pada 2025–2028, dimulai dengan 294 ribu hektare tahun ini.

Revitalisasi Irigasi: Sinergi dengan Kementerian PU dalam menghubungkan bendungan ke lahan pertanian.

Transformasi Pertanian dan Pertanian Milenial: Mendorong minat generasi muda dengan teknologi dan insentif.

Pengembangan Komoditas Strategis dan Pangan Bergizi: Hilirisasi komoditas ekspor serta penguatan ketahanan pangan keluarga dan sekolah.

Energi Mandiri: Pengembangan biodiesel (B50–B100) dari optimalisasi produksi kelapa sawit (CPO).

 

Husnain juga menekankan pentingnya kolaborasi erat antar Kementerian dan Lembaga, antara lain:

Kementerian PU dalam pembangunan dan rehabilitasi irigasi.

Kementerian BUMN dalam penyediaan input pertanian.

Bappenas dan Kementerian Keuangan untuk dukungan kebijakan dan pendanaan.

 

Di sisi lain, sektor swasta diharapkan dapat turut berkontribusi dalam penyediaan pupuk, alat dan mesin pertanian, investasi teknologi, serta industri pengolahan hasil pertanian dan logistik pangan.

 

Webinar ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antarpemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan guna mendukung pencapaian target Swasembada Pangan Nasional.