Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang , silahkan tanyakan sesuatu

Prabowo Klaim Produksi Beras RI Naik Pesat Berkat Alih Fungsi Rawa Jadi Sawah

  • 18/05/2025 17:50:00
  • By : HumasLIP
  • 18
Prabowo Klaim Produksi Beras RI Naik Pesat Berkat Alih Fungsi Rawa Jadi Sawah

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa produksi beras Indonesia mengalami peningkatan signifikan di awal 2025. Ia menyebut lonjakan ini terjadi berkat program perluasan lahan sawah, khususnya dari konversi lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif.


Dalam arahannya di Kongres IV PP Tidar, Prabowo menyebut rata-rata produksi beras nasional naik 10%, bahkan mencapai 25% di Sumatera Selatan. Data US Department of Agriculture memproyeksikan produksi beras Indonesia mencapai 34,6 juta ton pada 2024/2025, menjadikan RI produsen beras terbesar di ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam.


"Tanah rawa kita ubah jadi sawah, tanah tandus akan jadi tanah yang subur," sebut Prabowo dalam arahannya pada Kongres IV PP Tidar, ditulis Minggu (18/5/2025).


Program itu menurutnya berhasil menggenjot produksi pangan dalam negeri. Sejauh ini, rata-rata produksi meningkat 10%. Bahkan, Prabowo mengklaim di Sumatera Selatan kenaikan produksi sudah menyentuh 25%. "Peningkatan di daerah produksi rata-rata 10%, di Sumatera Selatan bahkan sampai 25% peningkatan produksi beras," ujar Prabowo. Dalam catatan Kementerian Pertanian, produksi beras nasional diproyeksi US Department of Agriculture mencapai 34,6 juta ton pada 2024/2025. Angka itu membuat Indonesia jadi produsen beras terbesar di ASEAN, mengungguli Thailand dan Vietnam.


Lonjakan produksi beras Indonesia itu membuat peta perdagangan di tingkat ASEAN maupun global berubah total. Bila pada 2024 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beras mencapai 4.519.420,6 ton, dipicu tekanan produksi padi yang turun 760 ribu ton akibat El Nino kuat, saat ini Indonesia sama sekali tidak impor.


Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan, pemerintah menargetkan optimalisasi dan perluasan lahan pertanian hingga 2,3 juta hektare tahun ini. Lahan rawa yang sebelumnya hanya ditanami satu kali setahun kini ditargetkan untuk bisa ditanami hingga tiga kali.


"Target kita oplah (optimalisasi lahan) 851.000 hektare, cetak sawah 500.000 hektare, kemudian existing Pulau Jawa perbaiki irigasi tersier, sekunder, primer itu 1 juta hektare. Total 2,3 juta hektare," kata Amran usai Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Menteri PU dan Kasad TNI di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (5/12/2024) yang lalu.