LAMPUNG - Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian (Ditjen LIP) Kementerian Pertanian memastikan wilayah sentra padi di Provinsi Lampung sudah memiliki kelengkapan infrastruktur pengairan seperti Irigasi teknis, pompanisasi, irigasi perpompaan (Irpom) dan juga irigasi perpipaan (Irpip). Semua sarana dan prasarana tersebut saat ini sudah beroperasi dengan baik, dan yang belum optimal sedang berproses perbaikan.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau akan berlangsung pada Juni, Juli dan Agustus mendatang. Beberapa wilayah di antaranya adalah Lampung, Jawa Bagian Barat, Sebagian Sulawesi dan Kalimantan.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa ketersediaan air adalah bagian penting dalam mendukung peningkatan indeks pertanaman (IP) sehingga ke depan Indonesia mampu mencapai swasembada hingga menjadi lumbung pangan nasional.
Sejalan dengan Mentan, Wakil Bupati Tanggamus Agus Suranto, menyampaikan bahwa target IP di wilayahnya saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di mana sebelumnya para petani hanya menggelar 2 kali panen dalam setahun.
“Kini panen mereka menuju 3 kali dalam setahun, komitmen kenaikan ini akan terjadi tentunya dengan dukungan perbaikan irigasi, seperti rehab pintu-pintu irigasi dan normalisasi saluran yang sangat penting sekali. Terima kasih Kementan, BBWS juga hadir dan melihat langsung, sehingga perbaikan bisa segera di realisasikan sehingga petani nyaman," kata Agus dalam kegiatan kunjungan kerja di Puskesmas Bandar Negeri Semuong, Tanggamus, Kamis, 22 Mei 2025.
Mengenai hal ini, Direktur Irigasi Pertanian Kementan, Dhani Gartina mengatakan bahwa perbaikan pintu dan juga rehab titik-titik pada saluran irigasi terus dilakukan bersama jajaran BBWS atau BWS dan stakeholder lainya guna menghadapi musim kemarau panjang.
Namun demikian, kata Dhani, perbaikan, rehab, pembangunan, peningkatan, normalisasi tersebut harus mengacu pada Intruksi Presiden nomor 02 tahun 2025, di mana Kementerian PU, melalui BWS/BBWS akan melaksanakan mekanisme kontraktual dan swakelola sehingga pekerjaan yang sifatnya perbaikan atau rehab ringan dan normalisasi akan didorong selesai pada Agustus 2025 tahun ini.
"Saat ini masih bisa beroperasi, namun belum maksimal. Usulan yang telah disampaikan dari setiap lokasi ini akan kita dorong perbaikan, normalisasi tersebut melalui Inpres 02/2025. Harapannya pekerjaan yang sifatnya perbaikan/rehab ringan dan normalisasi akan didorong selesai pada Agustus 2025 ini,” kata Dhani saat berkunjung ke Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Rabu - Kamis (21-22/05).
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikutura, Lampung Tengah, Jumali mengatakan bahwa wilayahnya merupakan kabupaten sentra padi di Provinsi Lampung yang memiliki Luas Baku Sawah (LBS) sebesar 69.061,93 hektar. Adapun target luas tambah tanam di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2025 mencapai 206 ribu Hektar dan target produksi gabah diharapkan mencapai 1 juta ton.
“Jika dibandingkan dengan luas baku sawah di Lampung Tengah yaitu 69.018 Ha, berarti Lampung Tengah harus melakukan pertanaman 3 kali dalam 1 tahun,” katanya.
Pada saat ini, lanjut Jumali, musim tanam atau MT 1 sudah mencapai 85.997 Hektar dengan rincian padi sawah 72.113 Hektar dan padi ladang 13.884 Hektar. Dengan angka tersebut, Lampung Tengah masih memiliki kekurangan seluas 120 ribu hektar.
“Insya'allah tercapai melalui rehab, perbaikan dan normalisasi segera dilaksanakan oleh BBWS. Alhamdulillah ada beberapa kegiatan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh BBWS, sebagian menunggu proses melalui Inpres 02/2025 tentunya kami juga melengkapi dokumen-dokumen teknis pada usulan kami sehingga kegiatan tersebut segera dapat dikerjakan semua di lapangan,” katanya.
Senada, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPTPH) Kabupaten Tanggamus, Catur Agus Dewanto optimis dapat berkontribusi besar pada peningkatan produksi nasional melalui perbaikan irigasi dan kesiapan sarana pompanisasi, irpom, Irpip dan dukungan alsin pasca panen dan pra panen.
"Utamanya air bagi petani padi ini, ada beberapa saluran, pintu-pintu irigasi yang harus diperbaiki, agar tata kelola air di lahan petani ini baik. Saat ini sedang panen kurang lebih 700 ha, di beberapa lokasi ada yang sudah selesai, jika pintu air baik, manajemen akan memudahkan dan mempercepat pengolahan di lokasi yang sudah selesai panen,” jelasnya.